New Post

Rss

Selasa, 25 Agustus 2009
no image

KETULUSAN AKAN MEMBAWA KETENANGAN

Senyum tulus tidak mengharap balasan, ma’af yang tulus tidak menanti uluran, pemberian yang tulus tidak menunggu penghargaan.
Artinya segala yang dilakukan dengan tulus tidak akan terbawa ke alam pikiran untuk diputar-putar tentang kemungkinan yang akan terjadi setelah hal itu dilakukan.
Ketika kita tersenyum, pikiran tidak mempertanyakan ‘Kenapa dia tidak tersenyum juga?’ ’Kenapa mukanya masam?’ atau ’Jangan-jangan senyumku dianggap mengejek’ dan berjuta pertanyaan lainnya. Jika kita memang tulus biarkan yang terjadi menjadi seperti seharusnya terjadi, jangan memikirkan kemungkinan-kemungkinan.
 Ma’af yang tulus adalah tidak menunggu uluran tangan yang kita mintai ma’af. Buang jauh-jauh prasangka anda harus melakukan hal yang lebih untuk meminta ma’af. Cukupkan diri dengan kata ma’af tulus dari hati tanpa dibuat-buat. Justru terkadang permintaan ma’af yang berlebihan susah untuk diterima karena bisa dianggap merendahkan orang lain atau sebaliknya jika tanggapan orang itu tidak seperti yang anda harapkan maka ketulusan anda akan sirna. Biasa saja....
 Misal, ketika anda meminta ma’af dengan sekeranjang buah sebagai hadiah, orang yang anda mintai ma’af akan takut jika menerima ma’af anda, karena menganggap harga dirinya akan dinilai sama dengan sekeranjang buah tadi. Jadi cukuplah tulus sebagai pembungkus ma’af anda.
Pemberian dengan menunggu penghargaan sama saja dengan menghargai kita senilai dengan barang yang kita berikan. Ketulusan akan membuat nilai barang itu jauh bekali-kali lipat dihadapan orang yang kita beri. Pemberian yang tulus adalah pemberian yang dengan secepat kilat kita lupakan. Artinya kita tidak akan pernah mengingatnya apalagi mengungkitnya, baik di hati maupun di ujung lisan. Tapi ingat, sebaliknya jika kita menerima pemberian orang lain, ingatlah sepanjang hayat atau sepanjang kita bisa mengingatnya. (abu tazkiyah)
no image

EGOIS

Terkadang kita membutuhkan nasehat dari orang lain tapi ternyata bukan untuk berarti benar-benar ingin mendapatkan solusi dari orang lain, tetapi tidak lebih dari pada sekedar ingin tahu pandapat orang lain tentang masalah kita, dan kemudian mementahkannya, mungkin.
 Ada orang yang dating kepada seorang teman untuk meminta nasehat kepadanya. Namun dalam diri, kita sudah siap sedia sejuta pertanyaan yang akan melemahkan pendapat teman kita tersebut. Bahkan, tanpa kita sadari jsutru kita memaksa dan menuntut teman kita tersebut untuk setuju dengan pendapat kita sendiri. Jika ini yang terjadi sebenarnya anda tidak butuh nasehat, yang anda butuhkan adalah persetujuan. Hal ini terjadi karena sifat egois telah menuntun anda untuk demikian (sekali lagi sadar atau tidak).
 Untuk beberapa saat anda dapat tersenyum karena merasa memiliki pendapat yang lebih baik dari pada orang lain. Tapi lama kelamaan teman-teman anda akan susah untuk anda temui, karena kurangnya penghargaan perasaan dari anda. Maka dari sekarang jika meminta nasehat atau istilah kerennya curhat, bersiaplah untuk suatu perbedaan bahkan mungkin pertentangan dari pemikiran anda.(abu tazkiyah)
no image

JANGAN BUANG ENERGI PERCUMA

Setiap hari kita mengggunakan 6-8 jam untuk beristirahat. Istirahat adalah hak tubuh (termasuk otak) untuk menenangkan diri setelah seharian kita gunakan untuk beraktifitas dan berfikir. Namun apa jadinya jika tubuh dan otak kita, kita pergunakan bukan untuk hal-hal yang tidak produktif. Tentunya istirahat yang kita lakukan hanya untuk membayar aktifitas konyol kita.
 Banyak sekali hal yang kontraproduktif yang justru menghabiskan lebih banyak tenaga, pikiran bahkan waktu dari pada pekerjaan yang menjadi tugas pokok kita. Berdebat yang biasanya tidak akan berakhir dengan ketenangan karena teman debat –atau musuh- tidak bisa menerima pendapat kita adalah salah satu hal yang tidak produktif itu. Orang biasa berdebat bukan untuk menemukan titik temu yang jelas, tapi justru malah mempertegas perbedaan kita dengan orang lain. Bahkan tidak jarang perdebatan berujung pada perselisihan dan paling ekstrim adalah saling tikam. Bukankah itu sangat tidak produktif dan menghabiskan tenaga.
 Kemudian mencela orang atau sesuatu. Bukannya manfaat yang kita dapat tapi justru pikiran berkepanjangan untuk mencari celah kesalahan yang lainnya yang bisa kita cela. Jika sudah demikian rasanya tidak ada hal yang baik di depan kita. Tenaga dan pokiran kita habis untuk mencela bukan?! Adakah manfaatnya? Apalagi jika yang kita cela adalah orang lain, tentu akan berdampak kurang baik bagi diri kita dan orang-orang dekat kita, jika celaan itu diketahui oleh orang lain juga. Makin bertambah saja daftar orang yang tidak simpati pada kita.
 Sebaiknya kembangkan sikap rendah hati tanpa harus rendah diri. Karena dengan demikian orang pun akan bersikap serupa dan persaudaraanlah yang akan terbina. Sungguh indah bukan?! (abu tazkiyah)
no image

JANGAN TIMPAKAN KESALAHAN KEPADA ORANG LAIN

Hidup manusia selalu dalam persimpangan, entah itu simpang dua, tiga empat atau bahkan ribuan. Setiap persimpangan menyimpan misteri dan setiap persimpangan berakhir pada ujung yang tidak kita duga, meskipun kadang kita mencoba untuk menerka.
Setiap kita dihadapkan pada persimpangan tentu kita harus memilih akan menuju kemana. Dan dari sekian banyak jalan simpang tersebut tentunya kita tidak bisa menuju ke dua simpangan yang berbeda di waktu yang sama. Sejuta pertimbangan kita pakai dan segunung alasan kita tumpuk untuk memilih simpang mana yang akan kita lalui.
Apapun hasilnya keputusan yang kita ambil, kita jualah yang akan merasakannya, messkipun seribu kata menasehati dan membujuk, kita juga yang akan melangkah. Jadi jika ujung jalan yang kita ambil menuju jurang atau sekedar kita temui tembok buntu, kita tidak bisa menyalahkan bujuk rayu orang lain.
Kita harus menerima hasil dari tindakan kita, karena sejuta protes dari kita hanyalah akan dijawab, “Siapa suruh kamu berjalan kesana, kami hanya memberikan nasehat. Semua keputusan ada di diri anda sendiri.” Nah, jawaban yang rasional bukan? (abu tazkiyah)
no image

ORANG YANG SALAH TAHU JIKA SALAH

Dalam diri manusia diciptakan hati nurani, yang walaupun wujudnya tidak pernah diketahui dan keberadaannya hanya sebatas telunjuk yang mengarah ke dada, namun sangat mempengaruhi pemikiran manusia dan bahkan perilakunya.
 Kebanyakan dari hati nurani adalah wujud dari kebaikan seseorang. Sebagai contoh, seorang perampok atau pemabuk yang maniak. setiap hari melakukan perbuatan buruknya tersebut tanpa henti, namun sejatinya orang tersebut sadar dan tahu betul bahwa perbuatannya itu salah dan merugikan dirinya sendiri.
Hati nuraninya membisikkan, “Perbuatan ini tidak membawa manfaat, seandainya aku tidak melakukan perbuatan ini tentu hidupku akan lain, akan menjadi lebih baik” 
Namun bisikan ini tidak mampu untuk merubah kebiasannya. Justru biasanya bisikan ini akan diimplementasikan kepada orang lain. Seorang perampok dan pemabok berat tentu tidak akan menganjurkan anaknya yang masih kecil untuk menjadi perampok dan pemabok berat juga. Ah, andaikan bisikan itu dilakukan oleh pendengarnya.
 Namun jika ada orang lain yang berkata sama persis dengan kata nuraninya dengan serta merta mereka akan menolaknya. Inilah yang mungkin yang disebut egois individualistis. (abu tazkiyah)
no image

KITA JUGA SEDANG DIPILIH

Kita tentu ingin yang terbaik dari orang lain. Kadang kita melihat seseorang dari sisi kekurangannya, sehingga tertutuplah sisi baiknya. Padahal, ada kemungkinan kekurangan yang kita celakan pada orang lain juga ada pada diri kita sendiri.
 Kita tentu ingin memiliki pasangan atau lebih tepatnya teman hidup yang alim, yang baik, yang setia dan sifat-sifat mulia lainnya. Bahkan –kalau tidak mau disebut berlebihan- kita ingin pasangan kita itu sempurna luar dalam.
 Namun sadar tidak, ketika kita berpikiran seperti di atas orang lain juga berpikiran yang sama. Dan, salah satu yang sedang dinilai itu adalah diri kita. Jadi, jika kita ingin memperoleh pasangan yang ideal maka jadikan diri kita juga calon pasangan yang ideal bagi calon pasangan kita nantinya.
 Bukankah bunga yang indah itu selalu dicari orang dan harganya mahal. Sudah mahal tempatnya juga ditempat-tempat yang terhormat. Jika tidak dibungkus dengan plastik yang indah, ruang pertemuan para eksekutif adalah tempat yang cocok untuk bunga yang indah itu.
 Jadi, jadikanlah diri anda yang terbaik seperti halnya anda menginginkan orang lain jadi terbaik untuk kita. Dan sesuatu yang terbaik maka di tempat mulia dan terbaiklah kembalinya. (abu tazkiyah)

Copyright © 2012 furqon online All Right Reserved
Shared by Themes24x7